Menurut Orina, sejak dini seseorang sudah mempelajari bagaimana menghadapi masalah, apa yang diharapkan dari orang lain dan bagaimana menghadapi masalah dengan cara yang disenangi orang lain. Hal-hal inilah yang kemudian membuat orang mampu berkomitmen dan romantis terhadap pasangannya saat dewasa.
Dalam penelitian tersebut, peneliti mewawancarai 78 partisipan berusia 20 atau 21 tahun beserta pasangan heteroseksualnya tentang tingkat komitmen hubungan mereka.
Selain mewawancarai partisipan, peneliti juga sudah memiliki data partisipan ketika berusia 2 tahun dan 16 tahun, seperti bagaimana mereka mencintai dan perhatian kepada ibunya ketika masih anak-anak, serta bagaimana mereka menyelesaikan masalah dengan teman saat remaja.
Hasilnya, anak yang penuh perhatian kepada ibunya dan mampu menyelesaikan masalah dengan baik saat remaja cenderung memiliki jiwa yang romantis terhadap pasangannya. Hasil penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Psychological Science.