Hujan meteor akan kembali menghiasi cakrawala pada Oktober ini. Pekan ini, hujan meteor Draconid bisa disaksikan di seluruh Indonesia dan belahan bumi bagian utara ekuator dengan puncaknya pada 7 atau 8 Oktober malam. Pada waktu tersebut, diperkirakan ribuan meteor akan berjatuhan setiap jamnya sehingga menjadi pemandangan yang menakjubkan.
"Hujan meteor ini sangat fantastik. Akan ada 500-1.000 meteor yang jatuh per jamnya pada puncaknya nanti," kata Hakim L. Malasan, Direktur Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Rabu (5/10).
Hakim mengungkapkan, hujan meteor Draconid diprediksi terjadi pada 7 atau 8 Oktober malam sebelum pukul 00.00 WIB. Hujan meteor dari arah rasi bintang Draco itu akan muncul dari arah utara dan bisa disaksikan masyarakat di seluruh Indonsesia dan sejumlah negara di wilayah utara ekuator seperti Timur Tengah dan bagian utara Afrika. Sementara negara-negara di selatan ekuator seperti Australia, Selandia Baru, dan Afrika Selatan tidak dapat menyaksikan pemandangan tersebut.
Jumlah meteor yang mencapai ribuan per jamnya pada puncak hujan meteor Draconid nanti, menjadi kabar baik bagi para pencinta astronomi karena dapat lebih jelas dilihat dengan mata telanjang. Namun, kabar buruknya, pada malam tersebut penampakan bulan hampir purnama sehingga kecil kemungkinannya untuk dapat menikmati fenomena alam tersebut.
Dari berbagai sumber ilmiah, hujan meteor Draconid berasal dari sisa debu komet Giacobini-Zinner yang diambil dari nama penemunya. Komet itu sercara periodik muncul setiap 6 tahun sekali. Hujan meteor Draconid yang dahsyat sempat terjadi pada 1933, 1946, dan 1998 dengan jumlah mencapai ratusan meteor per jam.
Artikel Terkait: