Ilustrasi
Amnesty International mengutuk cara-cara pemerintah Mesir memperlakukan pengunjuk rasa perempuan saat aksi unjuk rasa merebak di negara itu. Dalam laporan yang diturunkan, perempuan ini disiksa dan diminta melakukan tes keperawanan atau dituduh sebagai pelacur.
Dilansir The Straits Times, lembaga yang berbasis di London, Inggris ini, sejumlah anggota militer menangkap perempuan yang berdemo di Lapangan Tahrir, Kairo, dan sedikitnya 18 orang ditahan. Mereka berdemonstrasi dalam upaya mengguling Presiden Hosni Mubarak, pada bulan lalu.
Para pengunjuk rasa itu mengaku mereka dipukuli, dialiri arus listrik, dan pakaiannya dipreteli oleh tentara pria dan dipaksa melakukan tes keperawanan atau akan dikenai melakukan kegiatan prostitusi.
"Otoritas Mesir harusnya bisa menghentikan kejahatan seperti ini dengan merendahkan perempuan," demikian disampaikan pihak Amnesty International.
"Semua pihak keamanan,tentara yang melakukan semua kejahatan teroganisir ini termasuk memaksa melakukan tes keperawanan
. Semuanya tak bisa ditolerir dan harus segera dilakukan investigasi," demikian pihak Amnesty International memberikan keterangan.
Perempuan ini awalnya dibawa ke Museum Kairo dengan tangan terborgol dan kemudian dipukuli. Setelah itu dada mereka diberi siksaan berupa kejutan listrik dan kaki mereka pun mendapat siksaan itu.
Artikel Terkait: