Sebuah masjid di Madinah tampil beda, memiliki dua tempat imam salat dengan kiblat yang berlawanan. Loh, kok bisa?
Nama masjid tersebut adalah Masjid Qiblatain di jalan Khalid bin Al Walid, sebelah barat laut Kota Madinah.
Rupanya masjid ini memegang peranan penting saat awal kemunculan Islam. Masjid Qiblatain adalah salah satu dari tiga masjid paling awal dalam sejarah Islam, selain Masjid Quba dan Masjid Nabawi.
Dulu, sebelum kiblat salat umat muslim ditentukan menghadap Kabah, arah kiblat salat menghadap Baitul Maqdis di Yerusalem.
Saat itu diriwayatkan Rasulullah SAW sedang menjalankan salat bersama para sahabat. Kemudian turun wahyu Allah yang memerintahkan mengubah arah kiblat ke Kabah di Makkah.
Mendengar perintah langsung itu, Rasulullah pun langsung memutar arah salat dari Baitul Maqdis ke Kabah. Sejak saat itu, arah kiblat umat Muslim pun berubah ke Kabah di Masjidil Haram, Makkah.
Untuk mengenang peristiwa penting itu, masjid lokasi penentuan arah kiblat diberi nama Qiblatain. Qiblatain berarti dua kiblat.
Jika suatu saat kita berkunjung ke Madinah dan menyambangi masjid ini, kita bisa melihat sendiri bekas tempat imam salat. Tempat imam salat yang dulu dipakai saat kiblat menghadap Baitul Maqdis berupa pasir dan tidak ada sajadah. Sebaliknya, tempat salat imam yang sekarang telah memiliki mimbar khusus lengkap dengan sajadahnya.
Ya, tempat imam salat yang menghadap Baitul Maqdis sudah tidak dipakai karena perpindahan arah kiblat.
Bagaimanapun, masjid ini menjadi saksi bisu perpindahan arah kiblat.
Artikel Terkait: