Indonesia pernah dihebohkan dengan kisah miris dimana para pelajar harus meniti jembatan gantung yang sangat berbahaya saat pergi ke sekolah. Bahkan, media asing menggambaran kondisi itu hampir sama seperti dalam satu scene film Indiana Jones.
Untuk sampai ke sekolah anak-anak setiap hari yang tinggal di sebuah desa di pegunungan Cina harus melintasi lembah curam ratusan meter dengan menggunakan kereta gantung sederhana buatan sendiri. (Foto: Dailymail)Kondisi yang lebih miris lagi dialami oleh pelajar dari Desa Hongde, barat daya provinsi Guizhou, China. Setiap harinya, mereka harus melewati perjalanan yang jauh dan melewati lembah menggunakan jembatan gantung dorong satu kawat, untuk berangkat ke sekolah.Penduduk desa yang tinggal di desa Decun di barat daya China Provinsi Guizhou harus berjongkok di dalam kereta gantung agar mereka tidak terkena kabel ketika mereka sedang meluncur menuju seberang.Berada di jembatan gantung itu sangat mengerikan dan penuh risiko. Pelajar yang lewat naik ke dalam tempat seperti kotak besi tanpa dinding, yang melintasi lembah dengan cara alat dorong kawat yang dibantu dengan tarikan tali.Sebenarnya, para pelajar bisa berjalan kaki tanpa perlu menaiki jembatan gantung itu. Namun, mereka harus memutar dan menempuh perjalanan sekitar lima jam, dari rumah hingga sampai di sekolahan di pusat kota Yingpan, yang berada di seberang lembah bukit.
Dulu penduduk desa harus menghabiskan waktu sekitar lima jam untuk sampai ke seberang, kemudian situasi sedikit berubah pada tahun 2002 ketika Hui Defang bersama penduduk lokal lainnya membangun kabel penyebrangan sederhana.Menurut berita yang dilansir dari Dailymail, Senin (16/4), cara menyingkat waktu teratasi di tahun 2002, saat seorang warga bernama Hui Xinfang membuat jembatan gantung satu kawat melintasi lembah Yang, dengan sungai yang mengalir deras di bawahnya."Terlalu jauh bagi para siswa menempuh perjalanan setiap hari untuk pergi ke sekolah. Saya berpikir bahwa anak-anak saya juga akan bersekolah juga. Saya memutuskan untuk membangun jembatan gantung satu kawat untuk mereka," ujar Hui.
Hui dan 20 warga desa lainnya bekerja secara sukarela selama satu bulan untuk membangun sistem transportasi sederhana ini.Selain itu, pembangunan jembatan gantung dilatarbelakangi kejadian dua orang anak sekolah di kampungnya, yang hanyut oleh air sungai yang deras, saat pulang dari sekolah. Tubuh dua anak itu tidak ditemukan oleh penduduk kampung, meski sudah lewat sepekan.Hui ketika itu memiliki dana sebesar 1.000 Yuan atau Rp 1,1 juta. Ia juga meminjam 200 Yuan atau Rp 229.200 dari warga desa, yang digunakannya untuk membeli kawat baja seharga 1.200 Yuan. Setelah itu, Hui dibantu sekitar 20 orang penduduk lain untuk membangun jembatan itu. Pembuatan jembatan gantung itu menghabiskan waktu selama sebulan.Jembatan gantung satu kawat itu kini menjadi transportasi utama penduduk Desa Hongde, yang memiliki jumlah penduduk sekitar 2.000 jiwa. Biaya sekali menyeberang lembah menggunakan jembatan untuk para pelajar adalah 1 Yuan per orang. Sedangkan orang dewasa dikenakan harga 2 Yuan per orang.
Jika ingin menyeberang, maka biaya yang harus dikeluarkan adalah 1 Yuan bagi anak-anak sekolah dan 2 Yuan untuk orang dewasa per satu kali penyeberangan.Mau melihat seperti apa para pelajar Desa Hongde melewati lembah menggunakan jembatan gantung satu kawat baja, untuk pergi ke sekolah setiap harinya? Berikut Talinews tampilkan rekaman videonya.
Judul : Miris, Pelajar China Lewati Lembah Pakai Jembatan Gantung Satu Kawat
Deskripsi : Indonesia pernah dihebohkan dengan kisah miris dimana para pelajar harus meniti jembatan gantung yang sangat berbahaya saat pergi ke sekolah...