Roket Falcon 9 (Foto: BBC/Spacex)
Chief Executive Officer (CEO) SpaceX, Elon Musk mengungkapkan rincian lebih lanjut tentang biaya perjalanan pulang pergi ke planet Mars di bawah sekira USD500 ribu. Insinyur dan pengusaha yang bergerak di bidang antariksa ini telah mengembangkan roket dan kapsul untuk tujuan tersebut.
Adanya pesawat pengangkut atau roket canggih tersebut memungkinkan diselenggarakannya wisata ruang angkasa ke planet Mars dengan harga murah. Musk sendiri merupakan salah satu mitra baru di divisi komersial, National Aeronautics Space Administration (NASA). Dia membangun sistem untuk menempatkan kargo dan kru ke stasiun ruang angkasa
Pesawat pengangkut ini dinamakan kapsul Dragon dan roket Falcon 9. Diharapkan keduanya akan memberikan demonstrasi penuh pertama kalinya, April mendatang. Keduanya akan diberangkatkan tanpa awak menuju orbit outpost. Demikian dilansir BBC, Rabu (21/3/2012).
"Visi saya adalah untuk secara penuh menggunakan sistem transportasi roket antara planet Bumi dan Mars yang dapat mengisi kembali bahan bakar di planet Mars (secara otomatis). Ini sangat penting, sehingga Anda tidak harus membawa bahan bakar ketika pergi ke sana (planet Mars)," ujarnya.
Dalam sebuah diskusi, pengusaha asal California tersebut mengatakan kunci terobosan teknologi secara dramatis adalah dengan menurunkan biaya akses misi ke planet merah. Menurutnya, hal ini akan menjadi prospek keuangan yang realistis.
"Seluruh sistem (harus) dapat digunakan kembali. Tidak ada yang dibuang, itu sangat penting karena dengan begitu, Anda dapat menekan biaya," terangnya.
"Kami mungkin akan mengungkap strategi keseluruhan akhir tahun ini dengan lebih detail. Tetapi saya cukup yakin itu bisa bekerja dan pada akhirnya kita bisa menawarkan perjalanan ke Mars yang rata-rata orang mampu (untuk melakukannya). Katakanlah, rata-rata orang mampu setelah mengumpulkan tabungan (uang)," tambahnya.
Saat ini tawaran mengenai wisata ke Mars ini cukup menggiurkan. Musk hanya menyebutkan sekira USD500 ribu dan angka tersebut bukanlah harga pembukaan. Nantinya, biaya tiket pada sistem teknologi yang benar-benar matang baru bisa beroperasi selama sekira satu dekade ke depan atau bahkan 15 tahun.
Di sisi lainnya, prediksi penerbangan perdana dengan mengangkut awak mungkin tidak terjadi sampai 2020. Sebuah misi NASA dengan awak ke planet Merah tersebut tidak mungkin terjadi sampai 2030. Butuh waktu mengembangkan teknologi hingga benar-benar siap diluncurkan secara komersial.
NASA juga mengharapkan hal-hal besar dari Musk dan tim. Kemudian NASA mendorong pemerintah mengucurkan lebih banyak uang pada 2013 untuk benih pengembangan sistem luar angkasa komersial dari SpaceX tersebut. (fmh/http://science.lintas.me)
Artikel Terkait: