Kelobot atau kulit jagung yang selama hanya digunakan untuk pakan ternak dan pelapis rokok, sekarang dikembangkan sebagai bahan dasar dalam pembuatan produk tekstil.
Limbah tanaman jagung berkandungan serat tinggi itu bisa diolah menjadi bahan tekstil untuk keperluan desain interior dan pakaian.
Salah satu hasilnya, sebuah mantel panjang yang terbuat dari anyaman kelobot warna krem dikombinasikan dengan tekstil berbahan dasar sabut kelapa warna coklat tua, dipajang pada sudut gerai pamer Balai Besar Tekstil Bandung di Plaza Industri Kementerian Perindustrian.
Hasil penelitian Balai Besar Tekstil terhadap kelobot jagung menunjukkan bahwa bahan tersebut berpotensi dikembangkan menjadi produk tekstil ramah lingkungan.
Kelobot terbukti berkekuatan tinggi pada arah memanjang, tahan gesek, tidak berbau, tidak mudah terkontaminasi bakteri, dan daya serap airnya relatif rendah.
Bahan tersebut juga dapat dicelup pada zat warna reaktif dengan ketahanan luntur baik sehingga dapat digunakan sebagai pelengkap dalam desain permukaan untuk bahan baku tekstil.
Hasil uji kekuatan sobek, kekuatan tarik, daya serap air, ketahanan terhadap jamur dan selip jahitan dari lembaran "nonwoven" kelobot dengan bahan dasar kain tenun juga menunjukkan bahwa bahan tersebut memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan baku mantel.
Hanya saja, mantel berbahan kelobot jagung dan sabut kelapa hasil riset dan desain Balai Besar Tekstil terlihat kurang nyaman dipakai karena kaku.
Penelitian lebih lanjut tampaknya masih diperlukan untuk menghasilkan produk tekstil berbahan dasar kelobot jagung yang sempurna untuk pembuatan aneka jenis produk konveksi ramah lingkungan.
Judul : Tekstil Dari Kulit Jagung Ramah Lingkungan
Deskripsi : Kelobot atau kulit jagung yang selama hanya digunakan untuk pakan ternak dan pelapis rokok, sekarang dikembangkan sebagai bahan dasar dalam ...