Persaingan mendaptkan pekerjaan memang semakin ketat. Anda harus mampu bersaing dan sekaligus lebih menonjol diantara pada pesaing. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan ide gila dan spontan! Apakah Anda berani mengenakan pakaian jogging saat melakukan wawancara pekerjaan? Atau menyinggung pewawancaranya? Tindakan ‘bunuh diri’ kah? Tapi tidak untuk perempuan-perempuan berikut ini. Dengan strategi dan taktik spontan, ternyata bisa membuat mereka mendapatkan pekerjaan yang selama ini diidam-idamkan! Berikut ini Cara Spontan dan gila tersebut, yang mungkin bisa menginspirasi Anda:
1.”Saya Membuat Acara Wawancara Sendiri, “Dina, 32, Reporter. “Saat itu saya masih kuliah tingkat akhir di sebuah perguruan tinggi. Maunya sebelum lulus, saya sudah mendapatkan pekerjaan. Kakak saya berinisiatif bertanya kepada salah seorang kenalannya di sebuah majalah. Lalu ia memberikan nomor telepon yang bisa saya hubungi. Saya sudah mencoba telepon berkali-kali untuk membuat janji, tapi tidak mendapat tanggapan, akhirnya saya memilih datang langsung ke kantor pusat. Sesampainya di sana, saya ketuk pintunya dan mengatakan pada sang direktur maksud kedatangan saya. Ia setuju saja. Mungkin karena saya menangkapnya sedang sedikit beristirahat. Kami berbincang-bindang sekitar 30 menit, lalu ia bertanya kapan saya bisa mulai kerja. Saya konta menjawab, ‘Segera!’. Itu terjadi 11 ahun lalu, dan saya masih berada di kantor yang sama hingga hari.”
2. “Siapa bilang membawakan makanan adalah tindakan suap?” Glenda, 26, event organizer. “Ketika masih belajar memasak di akedemi pariwisata di Bandung, saya membaca buku yang dibuat seorang kritikus masakah. Saya kagum dengan tulisan-tulisannya. Dalam pikiran saya tertanam bahwa suatu hari saya akan bekerja sebagai salah seorang pegawainya. Lulus kuliah, prioritas pertama saya adalah mengirimkan resume. Tidak sampai seminggu, jawabnya sudah di tangan. Karena terlalu senang, saya menghafal semua isi bukunya dan mengetahui makanan kesukaannya adalah rolade goring-gorengan. Sehari sebelum wawancara, saya bawakan rolade daging bebek dari restaurant tempat saya bekerja sebelumnya. Setelah 3 jam beralu dan rolade ludes dinikmatinya, saya diterima bekerja!”
3. “Pura-pura Memakai Konstum,” Karina, 28, Account Manager. “Malam hari sebelum memberikan presentasi pekerjaan, saya terjebak dalam hujan deras di rumah salah seorang teman. Padahal saat itu saya masih mengenakan pakaian jogging dan tidak membawa baju lain, untung belum semapt basah ole keringat. Sementara untuk pulang pagi harinya tidak semapt lagi. Alhasil, muncullah saya di depan para penguji dengan pakaian apa adanya. Mau tahu alasan yang saya pakai? Pura-pura sedang mengenakan kostum untuk mempromosikan sebuah serial TV anak-anak yang tengah kemping! Semua tertawa…tapi saya berhasil mendapatkannya.”
4.”Pernah membawa video tentang Diri Sendiri?” Cynthia, 29, Sales Director. “Beberapa minggu sebelum wisuda, seorang almni datang ke kelas priklanan kami. Ia menceritakan pekerjaannya di bagian promosi. Di akhir ceritanya, ternyata mereka mencari seorang coordinator marketing. Tentunya saya menginginkan pekerjaan itu –bersama seluruh isi kelas! Saya harus cari jalan yang paling menarik perhatian perusahaan itu untuk mempekerjakan saya. Alumni yang saya maksud tadi meminta semua pelamar untuk memikirkan apa yang bisa kami tawarkan pada perusahaan. Ide gila saya tiba-tiba muncul –membuat video tentang diri sendiri. Di ditu saya mengenakan macam-macam topi untuk menggambarkan kemampun saya. Setelah mereka melihat-lihat, I got the job!”
5. “Saya diterima karena kritikan pedas!” Sheila, 26, seniman. “Hari itu adalah hari pertama saya magang di salah satu perusahaan retail besar Indonesia. Semua yang magang diundang bertemu dengan chief executive officer. Dalam pertemua itu, kami dimintai pendatap tentang perusahaan itu. Tanpa pikir panjang, saya keluarkan semua yang ada di kepala –bahwa mereka tidak pernah mensosialisasi pekerjaan magang pada paar mahasiswa dengan baik, terutama deskripsi pekerjaannya. Mungkn karena kaget, ia hanya menatap saya tanpa berkata-kata. Setelah selesai saya lega. Tapi sya pikir, ‘Wah…saya tidak akn diterima nih!’ Ternyata saya salah. Seminggu kemudian, orang yang sama menelpon karena sangat menyukai gaya saya yang ekspresif. Ternyata, ia lelah mendegar pendapat yang itu-itu saja –memuji kinerja perusahaan, tapi tidak mengkritisi. Setelah masa magang selesai berakhir, saya diterima bekerja full-time.”
5. “Saya tentukan sendiri, apakah saya diterima atau tidak!” Sharen, 30, PR Director. “Saya telah menjalani banyak proses wawancara untuk posisi public relations di sebuah perushaan jasa kaca mata. Karena bisa dengan prosesnya yang lama dan berbelit-belit, saya lalu mengirimkan semacam press release yang memberitahukan pernerimaan saya sebagai salah seorang karyawan mereka. Tak dinyana, mereka langsung menelpon beberapa jam berikutnya dan menawari saya pekerjaan tersebut. Pada hari pertama saya bekerja, saya diberitahu bahwa belum ada seorang pun di perusahaan itu yang memiliki kreativitas dan semangat seperti saya.That’s why they hired me.”
6. “Berusaha mencari tahu informasi sebanyak-banyaknya.” Amelia, 27, marketing manager.“Saya baru saja lulus sebagai sarjana komunikasi dan ingin mengamalkan ilmu yang saya dapat. Dari dulu saya tertarik bekerja di bidang otomotif, apaagi mobil yang berkelas dan berteknologi canggih. Setelah melihat mobil ini di beberapa iklan, sya pikir saya harus membuat resume yang unik. Saya pergi ke beberapa dealer dan mencari replikanya di toko mainan anan-anak. Tentunya yang berukuran mikro mini. Setelah menelpon salah seorang personalianya, saya diminta mengirimkan resume. Tahu yang saya lakukan? Membuat resume yang sangat komprehensif tentang saya dan mobil yang saya sukai ini. Lengkap dengan miniature mobilnya. Beberapa minggu kemudian, sya sudah duduk dalam salah satu kantor pusat perusahaan tersebut.”