Cagub DKI Jakarta, Joko Widodo, diberi selamat oleh pendukungnya setelah memenangkan Pilkada DKI Jakarta putaran pertama, di Jokowi-Basuki Center, Borobudur, Jakarta, Rabu (11/7/2012). Pasangan Cagub-cawagub DKI Jokowi-Basuki masuk ke putaran kedua bersama pasangan Foke-Nara, setelah menyingkirkan 4 pasangan lainnya.
Hasil hitung cepat (quick count) Lembaga Survei Indonesia (LSI) perolehan suara pemilihan gubernur DKI Jakarta, menunjukan pasangan Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) unggul dengan 42,74 persen dari pasangan Foke-Nachrowi Ramli (Nara) dengan 33,57 persen.
Selain quick count, LSI juga melakukan exit poll untuk mengetahui gambaran perolehan suara terkini disertai demografi pemilihnya. Exit poll dilakukan dengan mewancarai dua pemilih di 410 Tempat Pemungutan Suara (TPS) atau 767 responden dengan tingkat kesalahan (margin of error) sebesar kurang lebih 3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Terenyata, exit poll menunjukan hasil yang hampir sama dengan perolehan suara quick count.
Hasil exit poll, warga yang mengaku memilih Jokowi-Ahok mencapai 42,6 persen, Foke-Nara sebesar 33,6 persen, dan Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini sebesar 11,9 persen. Sementara, warga yang mengaku memilih Faisal Basri-Biem Benyamin sebesar 4,9 persen, Alex Noerdin-Nono Sampono sebesar 4,8 persen, dan Hendardji Soepandji-Riza Patria sebesar 2,1 persen.
Dari hasil exit poll LSI, pasangan Jokowi-Ahok mendapat dukungan penuh atau 100 persen dari warga etnis Tionghoa dan 55,9 persen dari etnis Jawa. Dapat dimaklumi karena pasangan ini mempunyai latar belakang kultur di kedua etnis tersebut. Jokowi lahir dan besar di Solo, Jawa Tengah, dan Ahok lahir di Belitung Timur dan warga keturunan Tionghoa.
Sementara itu, pasangan Foke-Nara basis dukungannya didapat dari etnis Betawi sebesar 48,3 persen dan Sunda sebesar 43,1 persen.
"Jokowi-Ahok mendapatkan dukungan penuh dari warga dengan etnis Tionghoa," ujar Direktur Utama LSI, Saiful Mujani, usai melansir hasil exit poll di kantor LSI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (11/7/2012).
Jika dilihat dari demografi pemilih berdasarkan agama, hasil exit poll menunjukan pasangan Jokowi-Ahok didukung pemilih beragama Islam sebesar 39,1 persen, Protestan sebesar 77,1 persen, dan pemilih beragama Katholik sebesar 76,9 persen.
Menurutnya, diperkirakan warga Jakarta 85 persen beragama Islam dan non-Islam sebesar 15 persen.
"Jokowi-Ahok ini terlihat menarik keberagaman di masyarakat Jakarta. Kalau dia mampu menarik 100 persen warga Tionghoa, itu sudah dapat 15 persen suara di DKI," ujar Saiful.
Faktor lain yang membuat dukungan Jokowi-Ahok meningkat drastis saat pemilihan adalah mesin parpol pengusung, yakni PDI Perjuangan. Pasangan cagub/cawagub yang awalnya sulit menembus kalangan masyarakat kelas bawah yang dikuasi Foke-Nara. Bahkan, pasangan ini juga mampu menembus kalangan atas.
"Pasangan Jokowi-Ahok, partai pengusungnya solid, kalau Foke kurang. Lalu, demografis Jokowi-Ahok lebih lintas kelas, diterima di lapisan atas, tapi cukup dukungan di bawah. Sekarang terlihat di bawah pun kuat. Ini karena PDIP yang kuat di akar rumpur. Jadi, ini karena kerja partainya," jelas Saiful.